Mengapa Sekolah Membutuhkan Printer 3D?

Dec 20, 2022

Tinggalkan pesan

Dapat dikatakan bahwa generasi pos-80s secara revolusioner berbeda dari generasi sebelumnya dalam banyak hal. Rambut gondrong, pakaian mewah, dan disko tampaknya menjadi simbol generasi ini. Dalam teknologi pendidikan, komputer pribadi menempati posisi dominan. Saat ini, postingan-90 juga mengalami perubahan serupa, menganjurkan hard rock dan man buns (gaya rambut). Dalam teknologi pendidikan, teknologi mutakhir telah merebut posisi dominan. Oleh karena itu, sudah saatnya PC memberi jalan kepada printer 3D.


Teknologi pencetakan 3D, atau teknologi manufaktur aditif, telah memengaruhi seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir. Dengan kematangan teknologi dan penurunan harga, printer 3D terus memasuki kantor, rumah, dan bahkan sekolah. Jadi pertanyaannya, mengapa sekolah membutuhkan printer 3D?


Mendukung gaya belajar visual dan kinestetik


Sejumlah besar bukti menunjukkan bahwa mengintegrasikan berbagai gaya belajar dapat lebih efektif dalam membantu siswa memahami dan menyimpan pengetahuan. Melihat dan menyentuh benda-benda yang berhubungan dengan mata kepala sendiri dapat memperdalam pemahaman pengetahuan siswa. Ini sangat penting saat menjelaskan fisika dan konsep spasial. Statistik menunjukkan bahwa jika hanya konsep abstrak yang dijelaskan, siswa hanya dapat mengingat 20 persen, sedangkan jika mereka mengalaminya sendiri, mereka dapat mengingat 90 persen. Dengan printer 3D, guru dapat mencetak model terkait pelajaran untuk memperdalam pemahaman siswa dan membuat konsep yang membosankan menjadi menarik.


Meningkatkan semangat tim dan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah


Melalui teknologi pencetakan 3D, siswa dapat mencetak model virtual untuk memecahkan masalah praktis. Guru memberikan bimbingan yang diperlukan kepada siswa pada tahap desain dan pengembangan, mengevaluasi karya siswa pada tahap akhir, dan menumbuhkan pemikiran kritis siswa melalui teknologi cetak 3D. Meskipun akan ada masalah yang membuat frustrasi seperti revisi desain berulang kali, kegagalan pencetakan, dan kegagalan pencetakan selama proses pencetakan, rasa pemenuhan setelah sukses tidak ada bandingannya. Bersamaan dengan itu, dalam proses pemecahan masalah secara bersama-sama, semangat gotong royong para siswa juga meningkat.


Kontak tidak langsung dengan benda yang tidak dapat disentuh secara normal


Seringkali, siswa tidak memiliki akses ke benda-benda yang rapuh atau berharga seperti barang antik dan fosil. Namun dengan teknologi pencetakan 3D, model barang-barang ini dapat direplikasi untuk dipelajari oleh siswa dengan tangan mereka sendiri, mengamatinya dari dekat, dan bahkan membawanya pulang. Ini lebih intuitif daripada pergi ke museum untuk melihat melalui kaca.


Kirim permintaan